• Bursa
Efek (pasar modal) yg terbesar di Indonesai adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) yg
juga dikenal dengan nama asingnya Jakarta Stock Exchange (JSX).
Sekuritas yg diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen, saham biasa, hak (rights)
dan obligasi konvertibel. Bursa efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek
Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX). Sekuritas yg
terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.
• Efektif
mulai November 2007, BEJ dan BES bergabung menjadi BEI ( Bursa Efek Indonesia).
BEI akan memperdagangkan seluruh produk investasi yg dimiliki BEJ dan BES .
Periode Pertama ( 1912
– 1942) : Periode Jaman Belanda
Pada 14 Desember 1912,
suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta ( Vereniging Voor
Effecttenhandel) yg merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia.
Setelah Perang Dunia I, Pasar Modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada
tanggal 1 Januari 1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 agustus 1925. Karena
masih jaman penjajahan Belanda dan pasar modal ini didirikan oleh Belanda,
mayoritas saham-saham yang diperdagangkan disana juga merupakan saham-saham
perusahaan Belanda dan aliansinya yg tergabung dalam Dutch east Indies Trading
Agencies. Pasar Modal iniberoperasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia tahun
1942.
Periode Kedua
(1952-1960) Periode Orde Lama
Setelah Jepang
meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951 dikeluarkan UU Darurat
No. 12 yg kemudian dijadikan UU No. 15/1952 tentang pasar Modal. Juga melalui
keputusan Menteri keuangan No. 289737/U.U tanggal 1 November 1951, BEJ akhirnya
dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali bursa ini
untuk menampung obligasi pemerintah yg sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya.
Tujuan yang lain adalah untuk mencegah saham-saham perusahaan Belanda yg
dulunya diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari keluar negeri.
Periode Ketiga (
1977-1988) : Periode Orde Baru
• BEJ
diresmikan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977 dalam periode orde baru sebagai
hasil dari Keputusan Presiden No. 52 tahun1976. Keputusan ini menetapkan
pendirian Pasar Modal, pembentukan Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan
Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Danareksa.
• PT.
Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yg tercatat di BEJ. Penerbitan
Saham Perdana disetujui pada tanggal 6 Juni 1977.
• Periode
ini disebut juga periode tidur panjang karena hanya sedikit sekali perusahaan
yg tercatat di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan (mulai tahun 1985-1988 tidak ada
perusahaan yg Go Public). Kurang menariknya pasar modal pada periode ini dari
segi investor mungkin disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga
deposito
Periode Keempat
(1988-Mei 1995) : Periode bangun dari Tidur Panjang
• Mulai
tahun 1988 sampai 1990 jumlah perusahaan yg terdaftar di BEJ meningkat sampai
dengan 128, sampai dengan akhir tahun 1994 jumlah perusahaan yg sudah IPO
menjadi 225,periode ini juga dikenal sebagai periode lonjakan IPO.
• Pada
tahun 1991, BEJ diswastakan, dan sebagai konsekuensinya, BAPEPAM bukan lagi
sebagai pelaksana pasar modal tetapi lebih ke pengawas pelaksanaan pasar modal,
sehingga BAPEPAM dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal.
• Periode
ini juga dicatat sebagai priode
kebangkitan dari Bursa efek Surabaya (BES) pada 6 Juni 1989.
Periode Kelima (Mulai
Mei 1995) : Periode Otomatisasi
• BEJ
memutuskan untuk mengotomatisasi kegiatan transaksi di bursa karena peningkatan
kegiatan transaksi yg sudah melebihi kapasitas manual.
• JATS
(Jakarta Automatic Trading System) merupakan sistem otomatisasi yg
diterapkan di BEJ dan mulai dioperasikan 22 mei 1995.
Sasaran penerapan sistem JATS ini adalah sebagai berikut
:
1. Meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi
perumbuhanan pasar dimasa mendatang (
sistem manual hanya dapat menampung 3.800 transaksi sedangkat JATS mampu
menangani 5.000 transaksi perhari)
2. Meningkatkan integritas (keterkaitan satu pihak dengan
pihak yg lainnya) dan likuiditas (kecepatan transaksi sekuritas diselesaikan).
3. Meningkatkan pamor pasar modal dengan meletakkan BEJ
setara dengan pasar modal-pasar modal lain didunia.
• Jumlah
IPO pada tahun 1995 sampai Agustus 1997 adalah 62 perusahaan.
Periode keenam (Mulai
Agustus 1997-September 1998) : Krisis Moneter
• Agustus
1997 krisis moneter melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia, Malaysia,
Korea Selatan dan Singapura. Hanya ada 18 perusahaan yg melakukan IPO. Krisis
moneter dimulai dengan penurunan nilai mata uang negara-negara Asia relatif
terhadap dolar US, yg disebabkan oleh spekulasi dari pedagang valas, kurang
percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri dan kurang
kuatnya pondasi perekonomian. Untuk mencegah permintaan dolar US yg berlebihan
yg mengakibatkan nilainya meningkat dan menurunnya nilai Rupiah, maka Bank
Indonesia menaikkan Suku Bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sehingga pemilik modal akan menanamkan
modalnya di deposito. Tingginya suku
bunga deposito berakibat investor tidak tertarik untuk menanamkan
modalnya dipasar modal, sehingga harga saham menurun drastis, sehingga IHSG
selalu mengalami penurunan.
• Agustus
1997 krisis moneter melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia, Malaysia,
Korea Selatan dan Singapura. Hanya ada 18 perusahaan yg melakukan IPO. Krisis
moneter dimulai dengan penurunan nilai mata uang negara-negara Asia relatif
terhadap dolar US, yg disebabkan oleh spekulasi dari pedagang valas, kurang
percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri dan kurang
kuatnya pondasi perekonomian. Untuk mencegah permintaan dolar US yg berlebihan
yg mengakibatkan nilainya meningkat dan menurunnya nilai Rupiah, maka Bank
Indonesia menaikkan Suku Bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sehingga pemilik modal akan menanamkan
modalnya di deposito. Tingginya suku
bunga deposito berakibat investor tidak tertarik untuk menanamkan
modalnya dipasar modal, sehingga harga saham menurun drastis, sehingga IHSG
selalu mengalami penurunan.
Hey Sidik, Semoga terinspirasi sma blog anne yah, bisa di baca artikel lainnya :)
BalasHapus